Anarkisme atau dieja anarkhisme yaitu
suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan
kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.
Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik,
dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan
birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam
wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun
privat).
Etimologi
Anarkisme berasal dari kata dasar
"anarki" dengan imbuhan -isme. Kata anarki merupakan kata serapan
dari anarchy (bahasa Inggris) atau anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang
berakar dari kata bahasa Yunani, anarchos/anarchein. Ini merupakan kata
bentukan a- (tidak/tanpa/nihil/negasi) yang disisipi /n/ dengan archos/archein
(pemerintah/kekuasaan atau pihak yang menerapkan kontrol dan otoritas - secara
koersif, represif, termasuk perbudakan dan tirani); maka, anarchos/anarchein
berarti "tanpa pemerintahan" atau "pengelolaan dan koordinasi
tanpa hubungan memerintah dan diperintah, menguasai dan dikuasai, mengepalai
dan dikepalai, mengendalikan dan dikendalikan, dan lain sebagainya".
Bentuk kata "anarkis" berarti orang yang mempercayai dan menganut
anarki, sedangkan akhiran -isme sendiri berarti paham/ajaran/ideologi.
Quote:
"Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa
pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas
dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia" (Peter
Kropotkin)
|
Quote:
"Penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia
hanya bisa dilakukan lewat penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan
pemerintahan yang menindas" (Errico Malatesta)
|
Teori politik
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan
untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi,
maupun sosial). Para Anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan
aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial
dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis
melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah
kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Atau, dalam
tulisan Bakunin yang terkenal: "kebebasan tanpa sosialisme adalah
ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan
kebrutalan"
Anarkisme dan kekerasan
Dalam sejarahnya, para anarkis dalam berbagai
gerakannya kerap kali menggunakan kekerasan sebagai metode yang cukup ampuh
dalam memperjuangkan ide-idenya, seperti para anarkis yang terlibat dalam
kelompok Nihilis di Rusia era Tzar, Leon Czolgosz, grup N17 di Yunani. Slogan
para anarkis Spanyol pengikutnya Durruti yang berbunyi: Terkadang cinta hanya dapat
berbicara melalui selongsong senapan.
Penggunaan kekerasan dalam anarkisme sangat
berkaitan erat dengan metode propaganda by the deed, yaitu metode gerakan
dengan menggunakan aksi langsung (perbuatan yang nyata) sebagai jalan yang
ditempuh, yang berarti juga melegalkan pengrusakan, kekerasan, maupun
penyerangan. Selama hal tersebut ditujukan untuk menyerang kapitalisme ataupun
negara.
Namun demikian, tidak sedikit juga dari para
anarkis yang tidak sepakat untuk menjadikan kekerasan sebagai suatu jalan yang
harus ditempuh. Dalam bukunya What is Communist Anarchist, pemikir
anarkis Alexander Berkman menulis:
"Anarkisme bukan Bom, ketidakteraturan
atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di
antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali kekehidupan barbarisme
atau kondisi yang liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua.
Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorangpun boleh
memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun memaksa anda.
Itu berarti bahwa anda harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau, memiliki
kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang anda mau serta hidup di dalamnya
tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian
dan harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan,
monopoli, kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama
dalam kesetaraan."
Dari berbagai selisih paham antar anarkis dalam
mendefinisikan suatu ide kekerasan sebagai sebuah metode, kekerasan tetaplah
bukan merupakan suatu ide eksklusif milik anarkisme, sehingga anarkisme tidak
bisa dikonotasikan sebagai kekerasan, seperti makna tentang anarkisme yang
banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia yang berarti sebagai sebuah
aksi kekerasan. Karena bagaimanapun kekerasan merupakan suatu pola tingkah laku
alamiah manusia yang bisa dilakukan oleh siapa saja dari kalangan apapun.
Sejarah dan dinamika filsafat anarkisme
Anarkisme sebagai sebuah ide yang dalam
perkembangannya juga menjadi sebuah filsafat yang juga memiliki perkembangan
serta dinamika yang cukup menarik.
Anarkisme dan Marxisme
Marxisme dalam perkembangannya setelah Marx dan
Engels berkembang menjadi 3 kekuatan besar ideologi dunia yang menyandarkan
dirinya pada pemikiran-pemikiran Marx. Ketiga ideologi itu adalah : (1)
Komunisme, yang kemudian dikembangkan oleh Lenin menjadi ideologi
Marxisme-Leninisme yang saat ini menjadi pegangan mayoritas kaum komunis
sedunia; (2) Sosialisme Demokrat, yang pertama kali dikembangkan oleh Eduard
Bernstein dan berkembang di Jerman dan kemudian berkembang menjadi sosialis
yang berciri khas Eropa; (3) Neomarxisme dan Gerakan Kiri Baru, yang berkembang
sekitar tahun 1965-1975 di universitas-universitas di Eropa.
Walaupun demikian, ajaran Marx tidak hanya
berkutat pada ketiga aliran besar itu karena banyak sekali sempalan-sempalan
yang memakai ajaran Marx sebagai basis ideologi dan perjuangan mereka. Aliran
lain yang berkembang serta juga memakai Marx sebagai tolak pikirnya adalah
Anarkisme.
Walaupun demikian anarkisme dan Marxisme berada
dipersimpangan jalan dalam memandang masalah-masalah tertentu. Pertentangan
mereka yang paling kelihatan adalah persepsi terhadap negara. Anarkisme percaya
bahwa negara mempunyai sisi buruk dalam hal sebagai pemegang monopoli kekuasaan
yang bersifat memaksa. Negara hanya dikuasai oleh kelompok-kelompok elit secara
politik dan ekonomi, dan kekuatan elit itu bisa siapa saja dan apa saja
termasuk kelas proletar seperti yang diimpikan kaum Marxis. Dan oleh karena itu
kekuasaan negara (dengan alasan apapun) harus dihapuskan. Di sisi lain,
Marxisme memandang negara sebagai suatu organ represif yang merupakan
perwujudan kediktatoran salah satu kelas terhadap kelas yang lain. Negara dibutuhkan
dalam konteks persiapan revolusi kaum proletar, sehingga negara harus eksis
agar masyarakat tanpa kelas dapat diwujudkan. Lagipula, cita-cita kaum Marxis
adalah suatu bentuk negara sosialis yang bebas pengkotakan berdasarkan kelas.
Selain itu juga, perbedaan kentara antara
anarkisme dengan Marxisme dapat dilihat atas penyikapan keduanya dalam seputar
isu kelas serta seputar metoda materialisme historis.
Pierre-Joseph Proudhon
Pierre-Joseph Proudhon, adalah pemikir yang
mempunyai pengaruh jauh lebih besar terhadap perkembangan anarkisme; seorang
penulis yang betul-betul berbakat dan ‘serba tahu’ dan merupakan tokoh yang
dapat dibanggakan oleh sosialisme modern. Proudhon sangat menekuni kehidupan
intelektual dan sosial di zamanya, dan kritik-kritik sosialnya didasari oleh
pengalaman hidupnya itu. Di antara pemikir-pemikir sosialis di zamannya, dialah
yang paling mampu mengerti sebab-sebab penyakit sosial dan juga merupakan
seseorang yang mempunyai visi yang sangat luas. Dia mempunyai keyakinan bahwa sebuah
evolusi dalam kehidupan intelektual dan sosial menuju ke tingkat yang lebih
tinggi harus tidak dibatasi dengan rumus-rumus abstrak.
Proudhon melawan pengaruh tradisi Jacobin yang
mendominasi pemikiran demokrat-demokrat di Perancis dan kebanyakan sosialis
pada saat itu, dan juga pengaruh negara dan kebijaksanaan ekonomi dalam proses
alami kemajuan sosial. Baginya, pemberantasan kedua-dua perkembangan yang
bersifat seperti kanker tersebut merupakan tugas utama dalam abad kesembilan
belas. Proudhon bukanlah seorang komunis. Dia mengecam hak milik sebagai hak
untuk mengeksploitasi, tetapi mengakui hak milik umum alat-alat untuk ber
produksi, yang akan dipakai oleh kelompok-kelompok industri yang terikat antara
satu dengan yang lain dalam kontrak yang bebas; selama hak ini tidak dipakai
untuk mengeksploitasi manusia lain dan selama seorang individu dapat menikmati
seluruh hasil kerjanya. Jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebuah benda menjadi ukuran nilainya dalam pertukaran mutual.
Dengan sistem tersebut, kemampuan kapital untuk menjalankan riba dimusnahkan.
Jikalau kapital tersedia untuk setiap orang, kapital tersebut tidak lagi
menjadi sebuah instrumen yang bisa dipakai untuk mengeksploitasi.
Mikhail Bakunin
Tokoh utama kaum anarkisme adalah Mikhail
Bakunin, seorang bangsawan Rusia yang kemudian sebagian besar hidupnya tinggal
di Eropa Barat. Ia memimpin kelompok anarkis dalam konverensi besar kaum
Sosialis sedunia (Internasionale I) dan terlibat pertengkaran dan perdebatan
besar dengan Marx. Bakunin akhirnya dikeluarkan dari kelompok Marxis mainstream
dan perjuangan kaum anarkis dianggap bukan sebagai perjuangan kaum sosialis.
Sejak Bakunin, anarkisme identik dengan tindakan yang mengutamakan kekerasan
dan pembunuhan sebagai basis perjuangan mereka. Pembunuhan kepala negara,
pemboman atas gedung-gedung milik negara, dan perbuatan teroris lainnya
dibenarkan oleh anarkhisme sebagai cara untuk menggerakkan massa untuk
memberontak.
Mikhail Bakunin merupakan seorang tokoh anarkis
yang mempunyai energi revolusi yang dashyat. Bakunin merupakan ‘penganut’
ajaran Proudhon, tetapi mengembanginya ke bidang ekonomi ketika dia dan sayap
kolektivisme dalam First International mengakui hak milik kolektif atas tanah
dan alat-alat produksi dan ingin membatasi kekayaan pribadi kepada hasil kerja
seseorang. Bakunin juga merupakan anti komunis yang pada saat itu mempunyai
karakter yang sangat otoritar.
Pada salah satu pidatonya dalam kongres ‘Perhimpunan
Perdamaian dan Kebebasan’ di Bern (1868), dia berkata: "Saya bukanlah
seorang komunis karena komunisme mempersatukan masyarakat dalam negara dan
terserap di dalamnya; karena komunisme akan mengakibatkan konsentrasi kekayaan
dalam negara, sedangkan saya ingin memusnahkan negara --pemusnahan semua
prinsip otoritas dan kenegaraan, yang dalam kemunafikannya ingin membuat
manusia bermoral dan berbudaya, tetapi yang sampai sekarang selalu memperbudak,
mengeksploitasi dan menghancurkan mereka"
Bakunin dan anarkis-anarkis lain dalam First
International percaya bahwa revolusi sudah berada di ambang pintu, dan
mengerahkan semua tenaga mereka untuk menyatukan kekuatan revolusioner dan
unsur-unsur libertarian di dalam dan di luar First International untuk menjaga
agar revolusi tersebut tidak ditunggangi oleh elemen-elemen kediktatoran.
Karena itu Bakunin menjadi pencipta gerakan anarkisme modern. Peter Kropotkin
adalah seorang penyokong anarkisme yang memberikan dimensi ilmiah terhadap
konsep sosiologi anarkisme.
Anarkisme model Bakunin, tidaklah identik dengan
kekerasan. Tetapi anarkisme setelah Bakunin kemudian berkembang menjadi sebuah
gerakan yang menjadikan kekerasan sebagai jalur perjuangan mereka. Dan
puncaknya adalah timbulnya gerakan baru yang juga menjadikan sosialisme Marx
sebagai pandangan hidupnya, yaitu Sindikalisme. gerakan ini menjadikan
sosialisme Marx dan anarkisme Bakunin sebagai dasar perjuangan mereka. Bahkan
gerakan mereka disebut Anarko-Sindikalisme.